Antologi Cerita Pendek Anak

BUKU CATATAN YANG HILANG

Sinopsis

Kumpulan Cerpen ini memuat kisah-kisah teladan. Semua tokoh yang tampilkan adalah anak-anak. Tokoh-tokoh utamanya menampilkan sifat penyabar, baik, rajin, pantang menyerah, pintar, berbakat, bekerja keras, kreatif, dan cerdik.

Penulis menuturkan cerita-cerita ini dengan bahasa yang sederhana. Sehingga anak-anak bisa dengan mudah memahaminya.

Pada bab pertama ditampilkan sebuah cerita berjudul, Detektif Cilik. Sebuah cerita yang menarik. Tiga anak sekawan yang hobinya menangkap capung di perkebunan. Anak-anak ini dianggap nakal oleh orangtuanya. Mereka pulang sekolah langsung pergi ke perkebunan. Sampai rumah terlihat letih dan kehausan. Pakaian seragam sekolah pun sering kotor.

Suatu hari, sepulang sekolah, ketiganya pergi ke perkebunan yang agak jauh dari rumahnya. Sedang asyik menangkap capung, tiba-tiba ada tiga orang penjahat yang berteriak.

Lalu mereka berusaha menangkap ketiganya. Setelah berusaha keras, anak-anak itu tertangkap dan dibawa ke pemukiman mereka. Lebih tepatnya tempat persembunyian para penjahat itu.

Ternyata mereka itu kawanan penjahat yang kegiatannya mengedarkan Narkoba. Ya, mereka gembong Narkoba.

Hingga akhirnya, dengan kecerdikan Pasha yang kabur dan melapor kepada polisi, mereka diringkus dan kedua teman Pasha, Adlan dan Pandu, bisa diselamatkan. Dan, gembong pengedar Narkoba itu dibekuk oleh polisi.

Judul kedua, Memaafkan Itu Indah. Kisah teladan tentang seorang anak yatim yang sering dikerjai oleh temannya yang nakal. Suatu saat kedua anak nakal itu sakit keras. Tidak satu pun temannya mau menengok. Termasuk Arul, tokoh utama cerita ini. Tapi dengan sabar ibunya membujuk Arul supaya mau menengok temannya itu. Dan akhirnya, mau.

Setelah ditengok, anak-anak nakal itu merasa menyesal dan meminta maaf kepada Arul. Selama ini memang mereka sering mengerjai Arul tanpa kasihan. Mereka menjadi anak baik dengan mengucapkan janji. Ini semua berkat kebaikan dan sikap lembut Arul yang didukung oleh ibunya.

Judul ketiga, Kejadian yang Tidak Disangka. Kisah anak yang dipercaya karena kejujurannya. Dengan modal jujur, dia bisa melanjutkan sekolahnya. Dia dibiayai oleh gurunya yang dermawan. Dan semua itu karena kejujuran anak tersebut.

Judul keempat, Semua Menjadi Menyenangkan. Bencana banjir menimpa sebuah penduduk pedesaan. Di sana ada sebuah keluarga kecil yang miskin. Semula mereka bisa mencukupi kebutuhannya dengan berdagang.

Tetapi, kini, modalnya berupa beras yang cukup, banyak tergenang air berhari-hari. Selain itu, harga-harga bahan pokok tiba-tiba naik.

Walaupun kesulitan hidup menimpa ibu dan seorang anak tunggalnya itu, tetapi mereka tetap sabar dan selalu bergembira. Optimis dan selalu mencari jalan keluar. Di tengah-tengah kebuntuan itu, akhirnya mereka menemukan jalan.

Dan kesusahan itu bisa ditanggulangi dengan memulai lagi berdagang. Modal sedikit hasil dari bekerja satu pekan di seorang ibu, menjadi besar.

Judul kelima, Temanku, Guruku. Bercerita tentang seorang anak perempuan yang kesulitan belajar. Gurunya sudah menyerah. Tidak bisa membimbing anak yang cenderung minder tersebut.

Nilai di raportnya, hampir semua merah. Ibunya kebingungan. Kalau nilai itu tidak bisa berubah, sekolah akan memutuskan anak tersebut tetap tinggal di kelas lama, atau keluar dari sekolah itu.

Suatu ketika, di awal semester terakhir di kelas itu. Sang anak mengobrol dengan temannya yang selalu memertahankan peringkat pertama di kelas. Lalu, keduanya bersepakat untuk belajar bersama. Luar biasa! Di luar dugaan. Dengan ketekunan, anak itu bisa berprestasi. Dia menyabet peringkat kedua.

Judul keenam, Buku Catatan yang Hilang. Ceritanya: seorang anak rajin. Hari itu guru Matematika akan memeriksa PR yang diberikan kemarin. Anak rajin itu tentu saja sudah mengerjakan PR-nya.

Sebelum masuk, dia menyimpan tasnya di loker bawah meja. Sementara dia ke kantin untuk sarapan. Lalu, dua anak nakal dan malas mengambil catatannya. Menyalin PR tersebut.

Catatan itu tidak dikembalikan dan anak rajin itu tidak mengumpulkan PR-nya. Hukumannya, menerima tugas mengerjakan soal yang lebih banyak dan sulit lagi. Tapi, akhirnya kecurangan dua temannya itu terbongkar.

Dan, mereka dihukum, diberikan tugas yang sangat banyak. Sementara anak rajin itu diberi tambahan nilai.

Judul ketujuh, Kembang Gula. Di sini diceritakan, anak laki-laki, hobinya memakan kembang gula. Hobi tersebut dilengkapi dengan malas menggosok gigi. Tak aneh. Giginya sakit. Ibu membawanya ke dokter gigi. Sembuh. Tidak menghiraukan nasehat ibu. Kambuh lagi. Dibawa ke dokter lagi. Dia kapok.

Sekarang anak itu rajin menggosok gigi dan mengurangi kebiasaannya memakan kembang gula. Ayah menjanjikan memberi hadiah kalau berprestasi. Sang anak sempat terganggu saat ujian oleh sakit gigi kedua. Ketika sembuh lagi, dia memacu belajarnya. Mengejar hadiah dari ayah.

Judul kedelapan, Pohon yang Dianggap Angker. Tiga anak nakal yang mengikuti kegiatan pramuka di sebuah lokasi yang banyak ditumbuhi pepohonan rindang. Tanpa sengaja membongkar rahasia siklus biologi pohon yang sangat besar.

Pohon itu mengakibatkan seorang anak jatuh pingsan. Semula orang-orang menganggap pohon itu angker dan berbahaya. Berita itu menyebar sehingga mengganggu kegiatan pramuka di sana.

Namun, seorang guru pembina senior menjelaskan bahwa pohon itu tidak angker. Secara biologis, pohon itu – pada malam hari – mengeluarkan karbondioksida. Karena pohonnya besar, karbondioksida yang dikeluarkannya pun besar pula dan membuat seorang anak pingsan. Itulah penjelasan ilmiahnya.

***

Karya kecil ini  saya persembahkan untuk para calon pejuang keadilan, penegak kejujuran, pencinta ilmu, dan pembela kemanusiaan, anakku: Syah Haidar Ilmi dan Fatinah Zia Hilyah, juga keponakan: Muhammad Nasrul, Pasha Ramadhan, Kartika, Muhammad Mulkan Adlan, Naylatul Ujma, Awfarel, Faqih, Fairus, Vila, Alfito, dan Alma.

Tinggalkan komentar