Bermain Apa Saja, Rumah Tetap Harus Bersih

Oleh: Dede Sulaeman

Syam sudah berusia tiga tahun saat adik perempuannya baru lahir. Ketika adik mungilnya pertama kali menangis, ia sibuk memerankan superhero yang sering ditontonnya di televisi. Ia tampak percaya diri, seolah beberapa kejahatan yang berlangsung di sekelilingnya telah berhasil ditumpas.

Empat tahun setelah adik perempuannya yang diberi nama Zia lahir, keduanya menjadi tampak akrab dan sering bermain apa saja yang mereka sukai. Zia suka main masak-masakan; sementara Syam lebih suka memainkan mobil-mobilan dan robot-robotan. Adakalanya Zia ikut main robot-robotan, walaupun dengan setengah hati. Baca lebih lanjut

Biodata Pengarang

Foto PenulisDede Sulaeman, lahir di dekat pesisir, ujung Pamanukan, Kabupaten Subang, 11 Juni 1982. Pernah bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Ciputat dan Kursus Kepenulisan Jakarta School di bawah bimbingan AS Laksana. Beberapa tulisannya, berupa artikel lepas, resensi, dan cerpen, telah dimuat di beberapa media: Koran Pelita, Koran Sindo, Harian Republika, Koran Jakarta, dan Majalah Insight. Baca lebih lanjut

Pohon yang Dianggap Angker

BESOK pagi Andri, Iwan, dan Farhan akan mengikuti kegiatan kemah pramuka di Rangga Wulung. Rangga Wulung adalah tempat perkemahan yang biasa digunakan oleh pramuka di sekolah-sekolah di daerah Jawa Barat. Tepatnya di kabupaten Subang. Tempatnya sejuk dan berbukit. Banyak sekali ditumbuhi pepohonan yang rindang.

Kali ini yang menjadi perwakilan peserta kemah tingkat SD itu adalah kelas lima. Kebetulan, tiga sekawan yang terkenal nakal tapi cerdas dan kreatif itu terpilih menjadi wakil dari sekolahnya dengan tujuh siswa lainnya. Baca lebih lanjut

Buku Catatan yang Hilang

PAGI-PAGI sekali Nadia sudah sampai di sekolah. Segera, setelah memasukkan tasnya ke dalam loker meja tulisnya, dia melesat ke kantin untuk sarapan. Ah, asyik sekali sarapan pagi dengan menu nasi kuning khas buatan Mbok Mirah. Tiga puluh menit lebih akan Nadia gunakan untuk sarapan dan membaca komik kesukaannya.

Maklum saja, PR Matematika yang dikerjakannya tadi malam belum selesai. Itu karenanya, setelah salat subuh, dia melanjutkan pekerjaannya menjawab soal-soal Matematika. Pukul enam kurang beberapa menit, PR-nya sudah selesai. Nadia yakin pekerjaannya itu sempurna. Dia sudah membayangkan nilainya sepuluh. Ah, betapa menyenangkannya. Baca lebih lanjut

Temanku, Guruku

SAAT ini Luna duduk di kelas empat SD. Dia sulit mengikuti setiap pelajaran di kelasnya. Nilainya selalu buruk. Akhir semester kedua di kelas empat, Bu guru Wulan memanggil Bu Marwati. Bu Wulan memberikan penjelasan panjang lebar tentang kesulitan belajar yang dialami Luna.

Akhirnya, Bu Wulan menyarankan supaya Luna dipindahkan saja sekolahnya ke sekolah lain. Sebab, Bu Wulan tidak bisa membantu Luna yang dianggapnya kelewat susah menangkap pelajaran. Baca lebih lanjut

Memaafkan Itu Indah

SORE hari. Arul sedang bermain di halaman sekolah. Kebetulan, letak rumahnya tidak jauh dari sekolah itu. Sepedanya ia senderkan di sebuah pohon rindang. Asyik sekali Arul memainkan bola plastiknya sendirian.

Beberapa saat Kosim dan Anton datang dengan membawa bola yang asli, terbuat dari karet dan kulit. Bola yang mereka bawa seperti bola yang dimainkan oleh orang-orang dewasa. Baca lebih lanjut