Oleh: Dede Sulaeman
Syam sudah berusia tiga tahun saat adik perempuannya baru lahir. Ketika adik mungilnya pertama kali menangis, ia sibuk memerankan superhero yang sering ditontonnya di televisi. Ia tampak percaya diri, seolah beberapa kejahatan yang berlangsung di sekelilingnya telah berhasil ditumpas.
Empat tahun setelah adik perempuannya yang diberi nama Zia lahir, keduanya menjadi tampak akrab dan sering bermain apa saja yang mereka sukai. Zia suka main masak-masakan; sementara Syam lebih suka memainkan mobil-mobilan dan robot-robotan. Adakalanya Zia ikut main robot-robotan, walaupun dengan setengah hati. Baca lebih lanjut